Jumat, 22 April 2011

Pemulung penyelamat lingkungan

Pemulung adalah orang yang pekerjaannya mengumpulkan plastic-plastik bekas pembungkus, karton bekas, kardus-kardus, kertas, dll. Pemulung hidupnya bergantung pada barang-barang yang telah dibuang. Bagi kita memang barang itu memang tidak bermanfaat. Tetapi, sebenarnya barang yang bagi kita telah dianggap sampah itu ternyata masih bisa dimanfaatkan.

Para pemulung tidak pernah menyadari bahwa pekerjaannya itu secara tidak langsung turut membersihkan lingkungan yang tercemar oleh sampah-sampah. Apabila tidak ada pemulung, berapa ratus ribu ton sampah plastic yang tersimpan dalam tanah?
Ingat, sampah plastic tidak dapat hancur dimakan mikro organisme.akibatnya, tanah akan tercemar. Jadi, pekerjaan yang dilakukan oleh pemulung itu patut kita syukuri. Alangkah naifnya bila kita menganggap rendah terhadap mereka. Sikap seperti itu tidak patut dilakukan oleh orang yang berbudi.

Sumber : bersahabat dengan alam oleh Ediar Buana

Seharusnya, kita malah berterima kasih dengan para pemulung itu dan pengusaha yang bisa mendaur ulang sampah yang kita buang. Belum tentu kita yang membuang sampah malah bisa mendaur ulang sampah itu. Hal tersebut tidak seberapa bila kita lihat, orang yang membuang sampah sembarangan seenaknya, di jalan, di sungai, di tempat-tempat umum. Ayo jaga lingkungan kita, mulai dengan dini, dengan tidak membuang sampah sembarangan, kasihan bumi kita kalau manusia terus-terusan begini.
Tetapi kadang kita tidak menyadari pentingnya keberadaan mereka.

Keep our earth

Kamis, 21 April 2011

China-India Adakan Perjanjian Soal Emisi


China dan India bersikeras tak mau mengurangi kadar emisi.
KAMIS, 22 OKTOBER 2009, 11:46 WIB
Hadi Suprapto, Harriska Farida Adiati

VIVAnews – Dua negara penghasil polutan terbesar dunia, China dan India, menandatangani perjanjian kerja sama terkait perubahan iklim, Rabu 21 Oktober 2009. Dua negara Asia tersebut akan bekerja sama dalam pembangunan teknologi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Mereka juga berjanji untuk bekerja sama dalam negosiasi perubahan iklim internasional menjelang perundingan tentang perubahan iklim di Kopenhagen, Denmark, Desember tahun ini.

China dan India bersikeras bahwa mengurangi emisi akan membatasi pertumbuhan ekonomi mereka. Kedua negara juga mengatakan, negara-negara maju harus memankan peran lebih basar dalam mengurangi emisi.

Seperti dikutip dari laman stasiun televisi BBC, sebelum upacara penandatanganan di New Delhi, India, Menteri Lingkungan India, Jairam Ramesh, mengatakan, secara virtual tidak ada perbedaan antara posisi negosiasi antara China dan India dalam kesepakatan iklim internasional.

Ramesh mengatakan, dia akan akan mengadakan lebih banyak konsultasi dengan mitranya dari China, Xie Zhenhua, untuk melihat apa yang harus dilakukan India dan China untuk memastikan hasil memuaskan dari pertemuan Kopenhagen. Hasil itu diharapkan tidak hanya bertujuan untuk menjaga lingkungan, tetapi juga meningkatkan kepentingan negara-negara berkembang.

hadi.suprapto@vivanews.com
• VIVAnews
keep our earth please